This is an outdated version published on 2024-05-31. Read the most recent version.

Harmoni dalam Keberagaman: Pengalaman Hidup Umat Baha'i di Tengah Masyarakat Kota Bandung

Authors

  • Umi Rojiati Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Lampung, Indonesia

Keywords:

Harmoni, Keberagaman, Umat Baha'I, Bandung

Abstract

Masalah kerukunan umat beragama di negara yang plural seperti Indonesia merupakan persoalan yang cukup kompleks, karena kehidupan sosial keagamaan terkait dengan beberapa aspek. Adanya pemahaman keagamaan yang beragam dimasyarakat, menjadi salah satu hal yang harus disoroti dalam masalah kerukunan ini. Maka, pemahaman keagamaan yang inklusif yang tidak melupakan moral dan etik, merupakan salah satu aspek yang terpenting yang harus terus dikembangkan dalam membina kerukunan antarumat beragama. Karena tanpa moral dan etik, kehidupan akan menjadi kering. Etika dipahami sebagai bentuk penghormatan kepada nilai-nilai luhur seperti berserah diri, ketabahan, kesederhanaan, persamaan, dan saling menghargai satu sama lain. Jadi etika tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan kesadaran tentang baik dan buruk. Tetapi, etika juga menyangkut analisis konseptual mengenai hubungan yang dinamis antar umat beragama sabagai subyek yang aktif dengan pikiran, perbuatan, dan tujuan keberagamaan masing-masing. Ajaran Baha’i dalam hal ini memiliki indikasi yang bersesuaian dengan pemkiran tersebut, hal ini karena agama Baha’i mengajarkan kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Agung, yakni Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengirim para rasul dan nabi untuk membimbing manusia. Disamping itu agama Baha’i mengajarkan bahwa semua agama sama tujuannya karena berasal dari Tuhan yang sama. Agama Baha’i pun mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama dihadapan Tuhan, dan mereka harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan menghormati. Agama Baha’i memiliki ritual agama diantaranya adalah sembahyang, puasa, do’a bersama dan membaca tulisan suci, dan yang terakhir agama Baha’i mempunyai sistem administrasi yang diatur oleh lembaga-lembaga Baha’i itu sendiri. Sistem administrasi ini bertujuan untuk membawa ketertiban dan kedamaian diantara berbagai bangsa di dunia.

References

Asep Syaefullah, Merukunkan Umat Beragama; Studi Pemikiran Tarmizi Taher Tentang Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta; Grafindo Khazanah Ilmu, 2007)

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007)

Burhanuddin Daya, Agama Dialogis; Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan antaragama, (Yogyakarta; Mataram-Minang Lintas Budaya, 2004)

Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama (Bandung; Pustaka Setia, 2000)

Djamari, Agama Dalam Perspektif Sosiologi, (Bandung; PT. Prima, 1993)

Djohan Effendi, Dialog Antar Agama, Bisakah Melahirkan Teologi Kerukunan, (Jakarta; Prisma, LP3ES, 1978).

Fathuri, Merayakan Peradaban Menuai Perdamaian, Jurnal Majemuk, Edisi 41, November-Desember 2009

Haedar Nashir, Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1997)

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta; Jilid I, UI Press, 2008)

M. As’ad El Hafidy, Aliran-aliran Kepercayaan dan kebatinan di Indonesia, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1977)

Mami Hajaroh Sikap dan Perilaku Keagamaan Mahasiswa Islam Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Penelitian dan Evaluasi, no.1, 1998

Nurkholish Madjid dkk, Islam Universal, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2007)

Robertson Roland, Agama dalam Ananlisis dan Interpretasi Sosiologi, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 1993)

Syamsu A. Kamaruddin, Dampak Sosial Jamaah Tabligh Di Kota Makassar, Jurnal Volume 15 Nomor 3 Tahun 2011

Downloads

Published

2024-05-31

Versions

Issue

Section

Articles