Ketimpangan dan Komunikasi sebagai Penyebab Terjadinya Konflik pada Masyarakat dan Pemerintah Terhadap Dampak Transportasi Angkutan Pertambangan Batu Bara di Kabupaten Indragiri Hulu
Keywords:
ketimpangan, komunikasi, konflik, transportasi tambang, batu bara, dampak lingkunganAbstract
Penelitian ini membahas ketimpangan dan komunikasi sebagai faktor utama penyebab
konflik antara masyarakat dan pemerintah terkait dampak transportasi angkutan
pertambangan batubara di Kabupaten Indragiri Hulu. Ketimpangan yang dimaksud
meliputi distribusi manfaat ekonomi yang tidak merata, kerusakan infrastruktur, dan
pencemaran lngkungan yang dirasakanlebih berat oleh masyarakat dibandingkan
dengan keuntungan yang diterima. Selain itu, kurangnya komunikasi yang transparan
antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat memicu kesalahpahaman
dan kecurigaan yang memperburuk situasi.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data
melalui wawancara mendalam, observasi lapanga, dan analisis dokumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa minimnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan terkait kebijakan transportasi tambang memperbesar ketidakpuasan
masyarakat. Konflik yang muncul berdampak pada hubungan sosia, menurunkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerinta, dan menghambat upaya pembangunan
daerah.
Konflik adalah fenomena yang timbul sebagai bagian dari dinamika masyarakat.
Ketimpangan dan komunikasi berperan penting dalam memicu serta menyelesaikan
konflik. Ketimpangan, baik dalam bentuk sosial, ekonomi, maupun politik, sering kali
menjadi sumber utama ketegangan antarkelompok atau individu. Ketidakadilan
distribusi sumber daya dan kekuasaan memunculkan perasaan ketidakpuasan, yang
berpotensi memicu konflik terbuka. Di sisi lain, komunikasi yang buruk, seperti
kurangnya tranparansi atau kesalahpahaman, memperburuk situasi dan memperdalam
konflik. Sebaliknya, komunikasi efektif memainkan peran penting dalam resolusi
konflik. Dialog terbuka, mediasi, dan negosiasi menjadi kunci dalam menciptakan
pemahaman bersama dan menemukan solusi yang dapat diterima semua pihak.
References
R. Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2016.
A. G. Agustian, The ESQ Way 165. Jakarta: ESQ Leadership Centre, 2007.
I. Craib, Teori-Teori Sosial Modern dari Parsons sampai Habermas. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.
J. Habermas, On The Pragmatics of Communication. Massachusetts: The MIT Press, 1998.
K. Adam and K. Jessica, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
J. W. J. Saverin J, Warner & Tankard, Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa, Terj. Sugeng
Heryanto. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005.
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2006.
J. Fernando, R. F. Marta, and T. P. Sadono, “Resolusi Konflik Melalui Model Pengampunan Vita Activa Arendt Dalam
Komunikasi Generasi Muda Kalimantan Barat,” J. ASPIKOM, vol. 4, no. 1, p. 113, Aug. 2019, doi:
24329/aspikom.v4i1.511.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fajar Nurdi Sholikin, Muhamad Jamil

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.