Ketimpangan dan Komunikasi sebagai Penyebab Terjadinya Konflik pada Masyarakat dan Pemerintah Terhadap Dampak Transportasi Angkutan Pertambangan Batu Bara di Kabupaten Indragiri Hulu

Authors

  • Fajar Nurdi Sholikin UIN Imam Bonjol Padang
  • Muhamad Jamil Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia

Keywords:

ketimpangan, komunikasi, konflik, transportasi tambang, batu bara, dampak lingkungan

Abstract

Penelitian ini membahas ketimpangan dan komunikasi sebagai faktor utama penyebab

konflik antara masyarakat dan pemerintah terkait dampak transportasi angkutan

pertambangan batubara di Kabupaten Indragiri Hulu. Ketimpangan yang dimaksud

meliputi distribusi manfaat ekonomi yang tidak merata, kerusakan infrastruktur, dan

pencemaran lngkungan yang dirasakanlebih berat oleh masyarakat dibandingkan

dengan keuntungan yang diterima. Selain itu, kurangnya komunikasi yang transparan

antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat memicu kesalahpahaman

dan kecurigaan yang memperburuk situasi.

Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data

melalui wawancara mendalam, observasi lapanga, dan analisis dokumen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa minimnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan

keputusan terkait kebijakan transportasi tambang memperbesar ketidakpuasan

masyarakat. Konflik yang muncul berdampak pada hubungan sosia, menurunkan

kepercayaan masyarakat terhadap pemerinta, dan menghambat upaya pembangunan

daerah.

Konflik adalah fenomena yang timbul sebagai bagian dari dinamika masyarakat.

Ketimpangan dan komunikasi berperan penting dalam memicu serta menyelesaikan

konflik. Ketimpangan, baik dalam bentuk sosial, ekonomi, maupun politik, sering kali

menjadi sumber utama ketegangan antarkelompok atau individu. Ketidakadilan

distribusi sumber daya dan kekuasaan memunculkan perasaan ketidakpuasan, yang

berpotensi memicu konflik terbuka. Di sisi lain, komunikasi yang buruk, seperti

kurangnya tranparansi atau kesalahpahaman, memperburuk situasi dan memperdalam

konflik. Sebaliknya, komunikasi efektif memainkan peran penting dalam resolusi

konflik. Dialog terbuka, mediasi, dan negosiasi menjadi kunci dalam menciptakan

pemahaman bersama dan menemukan solusi yang dapat diterima semua pihak.

References

R. Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2016.

A. G. Agustian, The ESQ Way 165. Jakarta: ESQ Leadership Centre, 2007.

I. Craib, Teori-Teori Sosial Modern dari Parsons sampai Habermas. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

J. Habermas, On The Pragmatics of Communication. Massachusetts: The MIT Press, 1998.

K. Adam and K. Jessica, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

J. W. J. Saverin J, Warner & Tankard, Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa, Terj. Sugeng

Heryanto. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005.

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2006.

J. Fernando, R. F. Marta, and T. P. Sadono, “Resolusi Konflik Melalui Model Pengampunan Vita Activa Arendt Dalam

Komunikasi Generasi Muda Kalimantan Barat,” J. ASPIKOM, vol. 4, no. 1, p. 113, Aug. 2019, doi:

24329/aspikom.v4i1.511.

Downloads

Published

2024-12-31

Issue

Section

Articles