TRANSFORMASI TRADISI LISAN SEBAGAI SARANA DAKWAH: KAJIAN HISTORIS DAN TANTANGAN ERA DIGITAL

Authors

  • Eka Octalia Indah Librianti Jl. Ki Hajar Dewantara 15A, Iringmulyo, Kec. Metro Timur, Kota Metro Lampung
  • M. Alqautsar Pratama Jl. Mataram No.1, Karang Miuwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur

Keywords:

Tradisi Lisan, Dakwah, Era Digital

Abstract

Era digital masyarakat tidak bisa dipisahkan dari platform internet atau media sosial yang telah menimbulkan perubahan pola kehidupan masyarakat Indonesia yang telah lama hidup Bersama budaya dan tradisi. Tradisi lisan (oral tradition) merupakan produk masyarakat nusantara yang dijadikan sebagai media untuk mendidik masyarakat sampai dengan dijadikan sarana dalam penyebaran nilai agama dalam konteks dakwah. Masalahnya adalah saat ini bagaimana pada era digital ini tradisi lisan mampu bertahan dan hidup di tengah gempuran budaya global. Tradisi lisan sebagai tradisi yang bisa dijadikan sebagai sarana apapun termasuk dalam pengembangan dakwah (media) dakwah. Tulisan ini mencoba menjelaskan bagaimana tradisi lisan mampu menemukan trobosan baru dan mampu berkolaborasi dengan platform digital sebagai sarana pengembangan dakwah. Hasil dari tulisan ini adalah salah satu upaya untuk menjawba tantangan zaman agar tradisi lisan tetap bertahan adalah dengan berkolaborasi atau adaptif dengan platform digital, mampu memposisikan pada wilayah tradisi-modern, kemudian dakwah diformulasikan dalam format kreatif. Salah satu cara untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi lisan adalah dengan cara mengarsipkannya menggunakan teknologi digital, mendokumentasikan menggunakan teknologi digital, sebagai bentuk kombinasi antara tradisi dan produk digital.

References

Astori, Asep Kamil, and Eka Octalia Indah Librianti. (2020). “Dakwah Kultural: Relasi Islam dan Budaya Lokal.” Ath Thariq Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 3, no. 2.

Daud, Haron. (2008). “Analisis Data Penelitian Tradisi Lisan Kelantan. Dalam Metodologi Kajian Tradisi Lisan,”.

Heryana, Agus. (2020) “Pemanfaatan Folklor Di Banten Sebagai Sumber Sejarah: Sejarah Dan Tradisi Lisan.” Tsaqofah 14, no. 1: 1–12.

J, Danandjaya. (2015). Pendekatan Folklor Dalam Penelitian Bahan-Bahan Tradisi Lisan. Dalam Pudentia MPS (Ed.), Metodologi Kajian Tradisi Lisan Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Kholid, AR Idham. (2016). “Wali Songo: Eksistensi Dan Perannya Dalam Islamisasi Dan Implikasinya Terhadap Munculnya Tradisi-Tradisi Di Tanah Jawa.” Jurnal Tamaddun: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, no. 1.

Maknun, Moch. Lukuil dan Umi Masfiah. (2019). “Tradisi Lisan, Pendidikan Karakter, dan Harmoni Umat Beragama Di Era 4.0,” n.d.

L, Robert, Heath, and Jennings Bryant. (2000). Human Communication Theory and Research Concept, Context, and Challenges. London.

Lestari, Puput Puji. (2020). “Dakwah Digital Untuk Generasi Milenial.” Jurnal Dakwah: Media Komunikasi Dan Dakwah 21, no. 1: 41–58.

Librianti, Eka Octalia Indah. (2019). “Dialektika Islam Dan Budaya: Dakwah Kultural Nahdlatul Ulama.” Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) 1, no. 1.

Saefulloh, Aris. (2012). “Cyberdakwah Sebagai Media Alternatif Dakwah.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 7, no. 1: 138–60.

Setiawan, Irvan. (2019). “Akulturasi Dalam Tradisi Lisan Maca Syekh Di Kabupaten Pandeglang.” Patanjala 11, no. 1: 49–64.

Setyawan, Dedy. (2017). “Tantangan Sastra Lisan Ditengah Era Digital.” Kata Pengantar.

Tajuddin, Yuliyatun. (2015). “Walisongo Dalam Strategi Komunikasi Dakwah.” Addin 8, no. 2.

Telaumbauna, Sadieli. (2022). Kajian Tradisi Lisan. (Lakeisha Klaten, Jawa Tengah).

Yanzi, Hermi. (2018). “Penguatan Tradisi Lisan Sebagai Upaya Eksistensi Nilai-Nilai Multikultur, Konferensi Internasional Universitas Lampung”.

Downloads

Published

2022-12-31